Sebelum nya Kitab Sutra Intan
Selanjutnya Kesempurnaan WelasAsih Dan Tanpa Aku
Kesempurnaan Murah Hati (Dāna Pāramitā)
Pada waktu Sang Buddha
menguraikan kepada hadirin di dalam sidang tersebut:
“Setiap makhluk yang hidup di
dunia ini, mulai dari Bodhisattva Mahasattva tertinggi, dapat mengikuti apa
yang akan kuajarkan kepadamu ini, oleh karena pelajaran ini akan membawa
pembebasan bagi setiap makhluk hidup baik yang melalui pengeraman telur, atau
yang terbentuk dalam kandungan (metamorphose) atau dari telur ikan, ataupun
menjelma dari lendir-lendir, dengan bentuk maupun tidak berbentuk, memiliki
kesanggupan berpikir ataupun tanpa akal, ataupun kosong dan tidak kosong,
kedua-duanya semuanya itu dapat di bimbing mencapai kesempurnaan Nirvana.
Sekalipun makhluk-makhluk yang akan
kubebaskan amat banyak jumlahnya dan tidak terbatas, akan tetapi
sebenarnya, tidak ada makhluk-makhluk yang akan dibebaskan. Mengapakah
demikian, Subhuti? Oleh karena seandainya didalam pikiran Bodhisattva
Mahasattva terdapat konsepsi demikian seperti gejala-gejala adanya ke Akuan
pribadi, ke Akuan pribadi orang lain, keAkuan yang terbagi didalam jumlah yang
tidak terbatas dari makhluk-makhluk yang hidup dan yang mati atau keAkuan yang
disatukan dalam suatu aku maha besar (Universal Self) yang kekal, mereka
sesungguhnya tiada harganya untuk di sebut Bodhisattva Mahasattva.
Terlebih pula, Subhuti, para
Bodhisattva Mahasattva dalam memberikan pelajaran dharma kepada yang lain,
pertama-tama harus dapat membebaskan diri dari pada pikiran-pikiran yang
mengikat, dibangkitkan oleh penglihatan-penglihatan elok, suara-suara merdu,
rasa-rasa manis, bau-bauan harum, sentuhan-sentuhan yang lembut, dan
pikiran-pikiran yang merindukan ( yang memabukkan). Didalam mempraktekan
kemurahan hati kedermawanan, mereka harus tidak dipengaruhi oleh gejala-gejala
yang memabukkan merindukan ini. Dan mengapakah harus demikian. Oleh karena,
Jikalau dalam mempraktekan kemurahan hati (kedermawanan) mereka tidak
dipengaruhi oleh hal-hal tersebut, mereka akan menikmati suatu keberkahan dan
kebahagaiaan yang tidak ada taranya dan tak dapat digambarkan oleh kata-kata.
Betapa pendapatmu Subhuti? Adakah itu mungkin untuk menaksir jaraknya ruang
angkasa di surga-surga sebelah Timur?
Tidak mungkin. Yang di rahmati!
Tak mungkin orang dapat menafsir jaraknya ruang angkasa di surga-surga sebelah
Timur.
Subhuti. Adakah itu mungkin orang
menduga batas-batasnya ruang angkasa di sebelah Utara, Selatan, Barat? Atau ke
salah satu penjuru dari alam semesta ini atau keatas maupun kebawah??
Tidak yang di muliakan seantero
dunia.
Subhuti, ketidak-mungkinan itu
serupa dengan jika orang hendak menafsir besarnya berkah atau bahagia yang di
limpahkan kepada Bodhisattva Mahasattva, yang melatih kemurahan hati
(kedermawanan) tanpa dipengaruhi oleh salah satu dari pada pandangan-pandangan
pengantara itu kebenaran ini harus diajarkan kepada setiap makhluk didalam
langkah permulaan.
Sang Buddha melanjuti
pelajarannya. Bagaimana pendapatmu, Subhuti? Jika seorang siswa melakukan amal
sebanyak kekayaan dari tujuh rupa benda-benda berharga yang cukup untuk mengisi
tiga ribu dunia-dunia besar, akankah dia mendapatkan keberkahan dan kebahagiaan
yang berlimpah-limpah?
Subhuti menjawab: Yang Di
muliakan oleh seantero dunia! Siswa yang demikian itu akan menerima keberkahan
yang berlimpah-limpah.
Sang Buddha bersabda: Subhuti,
jikalau keberkahan dan kebahagiaan itu kosong belaka, jikalau itu pada
hakekatnya bukan lain daripada hanya kata-kata belaka. Sang Tathagata tidak
akan memakai kata-kata “bahagia dan Berkah.”
Bagaimana pendapatmu Subhuti?
Tidakkah atom-atom debu ini tidak berarti bahwa dia mempunyai konsepsi sekehendak
hatinya dan terbatas di dalam pikirannya dia sekedar menggunakan istilah itu
hanya sebagai gambaran percakapannya belaka. Hal ini serupa pula dengan
istilah-istilah “jagat-jagat yang besar” mereka tidak menyatakan didalamnya
pikiran-pikiran terbatas, dan pengantara dia menggunakan istilah-istilah itu
sebagai istilah-istilah belaka.
Subhuti, Jika ada seorang siswa
baik-baik dan penuh bakti pria maupun wanita, untuk amal telah mengorbankan
jiwanya dari satu kehidupan kelain kehidupan demikian banyaknya seperti jumlah
butir-butir pasir dari tiga ribu alam-alam besar itu, dan siswa yang lainnya
mempelajari dan menyelidiki hanya sebuah bait dari kitab ini dan menjelaskan
itu kepada orang-orang lain, Kebahagiaan dan berkah baginya akan jauh lebih
besar adanya.
Dan bagaimana pendapatmu,
Subhuti? Jika seorang siswa menyebarkan dana sebanyak tujuh benda-benda
berharga yang cukup mengisi tiga ribu jagat-jagat besar, apakah kepadanya akan
dilimpahkan kebahagiaan dan keberkahan yang amat besar?
Subhuti menjawab: Suatu
kebahagiaan dan berkah yang amat besar. Dan mengapakah demikian? Oleh karena
apa yang Guru maksudkan dengan “berkah dan bahagia” itu tidak dapat mengenakan
atas jumlah atau nilai objektif, Beliau hanya menggunakan itu didalam arti yang
nisbi (relative).
Sang Buddha melanjutkan: Jikalau
ada seorang siswa lainnya, setelah mempelajari dan menjalankan sekalipun hanya
sebagian dari kitab ini, dan menguraikan artinya kepada orang banyak, berkah
dan bahagianya akan jauh lebih besar adanya. Dan mengapakah demikian oleh
karena penerangan-penerangan ini para Buddha telah mencapai kebijaksanaan
sempurna yang tertinggi (anuttara-samyak-sambodhi / anuttara-samma-sambuddha)
dan ajaran-ajaran mereka ini berdasarkan kitab-kitab suci ini. Akan tetapi
Subhuti, pada saat kami mengucapkan kata-kata Buddha dan Dharma ini, pada detik
itu pula kami harus menarik kembali perkataan-perkataan itu. Oleh karena
sebenarnya tiada Buddha dan tiada Dharma.
Kemudian Sang Buddha meneruskan
pelajaran nya: Sewaktu seorang Bodhisattva Mahasattva memulai latihannya untuk
mencapai anuttara samyak sambodhi / anuttara samma sambuddha, Ia harus
melepaskan seluruh ikatan-ikatan juga yang berkenaan dengan segala
konsepsi-konsepsi palsu tentang kejadian-kejadian, sewaktu dia berpikir, dia
harus tegas menghentikan segala sangkut paut dengan unsure-unsur penglihatan,
suara, bau-bauan, raba, dan segala peristiwa yang menyangkut pada panca
inderanya dan mempertahankan kesadarannya bebas dari segala konsepsi-konsepsi
palsu tentang gejala-gejala tersebut. Adakalanya pikiran itu terganggu oleh
perbedaa-perbedaan dari penangkapan konsepsi-konsepsi indra dan
konsepsi-konsepsi perantara sebagai kelanjutan jalannya pikiran, oleh karena
pikiran itu terganggu hingga jatuhlah ia pada renungan yang keliru yaitu yang
menganggap adanya aku dan hubungannya pada aku-aku yang lain. Oleh karena itu
Sang Tathagata telah berkali-kali menganjurkan kepada para Bodhisattva
Mahasattva untuk melaksanakan latihan latihan dananya (amal) atau kemurahan
hatinya, sedemikian rupa sehingga tidak di pengaruhi oleh suatu konsepsi yang
semau-maunya saja (arbitrary) tentang gejala-gejala yang berhubungan dengan
penglihatan, suara dan lain-lainnya.
Seorang Bodhisattva Mahasattva
juga harus memberikan pertolongan, pemberian itu tidak boleh di pegaruhi oleh
pikiran-pikiran yang di rancang lebih dahulu untuk maksud si aku atau aku-aku
lain (maksudnya orang banyak tertentu) dan, atau untuk keuntungan-keuntungan
tertentu bagi makhluk-makhluk yang hidup, selamanya ia harus perhatikan bahwa
semua kejadian-kejadian dan makhluk hidup itu semata-mata hanya ungkapan /
pernyataan belaka. Walaupun demikian, Subhuti, pelajaran-pelajaran dari
Tathagata itu semuanya benar, dapat dipercaya, dan langgeng,
Pelajaran-pelajaran itu tidak luar biasa (ajaib) maupun khayal. Itupun benar
bagi jalan untuk mencapai tingkat Tathagata, mereka harus dianggap baik sebagai
bukan kenyataan maupun bukan-bukan kenyataan.
Subhuti, jikalau dalam seorang
Bodhisattva Mahasattva, didalam melatih dermawan (Dana) timbul suatu konsepsi
di dalam pikirannya yang membedakan dirinya sendiri dengan diri-diri
orang-orang lainnya, dia serupa dengan orang-orang yang berjalan di tempat
gelap dan tidak melihat apa-apa. Akan tetapi jikalau seorang Bodhisattva
Mahasattva, di dalam melatih kemurahan hati, tiada mempunyai konsepsi palsu di
dalam pikirannya dari mencapai kebahagiaan dan keberkahan yang dapat dicapai di
dalam latihan yang demikian ia merupakan seorang yang mempunyai penglihatan
sehat, yang melihat segala unsure-unsur itu demikian terang bagaikan di bawah
cahaya matahari. Jikalau di kemudian hari atau zaman yang akan datang,
ada siswa-siswa yang baik dan penuh bakti, baik pria maupun wanita, yang dengan
cakap dan sungguh dapat menyelidiki dan mempelajari kitab suci ini, hasil
usahanya itu dan berkah yang akan didapatkan sungguh tanpa nilai serta
jasa-jasanya akan di ketahui dengan lekas dan dihargakan oleh Tathagata dengan
mata transcendent (mata bathin / mata dewa).
Selanjutnya Kesempurnaan WelasAsih Dan Tanpa Aku
Anda baru saja membaca artikel yang berkategori Religi
dengan judul Kesempurnaan Murah Hati (Dāna Pāramitā). Anda bisa bookmark halaman ini dengan URL http://anekaforall.blogspot.com/2014/04/kesempurnaan-murah-hati-dana-paramita.html. Terima kasih!
Ditulis oleh:
irawan - Monday, April 21, 2014
Belum ada komentar untuk "Kesempurnaan Murah Hati (Dāna Pāramitā)"
Post a Comment