Sebelumnya Kesempurnaan Murah Hati
Kesempurnaan WelasAsih dan Tanpa Aku
(Sîla Pāramitā)
Subhuti, jika seorang siswa
tergerak hatinya untuk menjalankan amal dengan pemberian benda-benda, ia juga
seharusnya melatih sila paramita dari kewelas asihan dan tanpa aku, yaitu ia
harus ingat bahwa tidak ada perbedaan antara pribadi sendiri dengan pribadi
orang-orang lain, dan oleh karena itu ia harus mempraktekkan sifat kedermawanan
dengan menderma amal bukan semata benda-benda belaka, tetapi juga derma
kemurahan hati dan welas asih yang tidak mementingkan diri sendiri dan simpatik
terhadap sesame hidup. Apabila seorang siswa dengan sungguh-sungguh hanya
mempraktekkan perbuatan welas asih ini, dia kelak akan mencapai Anuttara samyak
sambodhi. Anuttara samma sambuddha.
Subhuti, apa yang aku katakan
barusan tentang welas asih , bagi Sang Tathagata bukan dimaksudkan bahwa seorang
siswa bilamana habis menjalankan kedermawanan dia harus mengikat dalam
pikirannya sesuatu konsepsi palsu tentang welas asih itu, oleh sebab welas asih
itu didalam arti yang sebenarnya tidak lain hanya suatu perkataan belaka dan
mengamal harus di laksanakan dengan hati ikhlas spontan dan tanpa memikirkan
hasilnya untuk diri sendiri..
Sang Buddha melanjutkan wejangan
nya : Subhuti, apabila seorang siswa menimbun atau menumpukkan tujuh macam
harta setinggi gunung semeru dan sebanyak gunung-gunung semeru seperti terdapat
di dalam tiga ribu semesta alam besar, dan kemudian dia mengamalkan harta-harta
tersebut, maka jasa-jasa ini jauh berkurang apabila dibandingkan dengan
jasa-jasa seorang siswa yang hanya menyelidiki dan mempelajari kitab suci ini
dan di dalam kemurahan hatinya yang tulus dan ihklas menerangkan pelajaran ini
kepada orang-orang lain. Siswa yang belakangan ini akan menerima berkah dan
bahagia besar sekali dapat di bandingkan seratus dengan satu, ya bahkan
perbandingan itu sejuta terhadap satu.sungguh tidak dapat di
banding-bandingkan.
Sang Buddha melanjutkan : jangan
menganggap, Subhuti, bahwa Sang Tathagata itu akan berpikir di dalam hatinya :
“ Aku akan membebaskan manusia-manusia ini” Anggapan demikian amat merendahkan,
Mengapa?? Oleh karena pada hakekatnya tidak satupun manusia yang dapat
dibebaskan oleh Sang Tathagata, hal ini berarti bahwa Sang Tathagata iru
memelihara suatu konsepsi palsu di dalam pikirannya tentang gejala-gejala
seperti keakuan, dan aku-aku yang lainnya, umat yang hidup ataupun keakuan
universal.
Sekalipun jika Sang Tathagata
membicarakan dirinya sendiri, beliau tidak memegang konsepsi palsu itu tentangn
keakuan. Hanyalah manusia duniawi yang berpikir keakuan sebagai milik
perseorangan. Subhuti , walaupun dengan istilah “manusia duniawi” seperti di
pergunakan oleh Sang Tathagata ini bukan di maksudkan ada manusia yang
sedemikian itu. Istilah itu dipakai hanya sebagai gambaran percakapan belaka.
Sang Buddha meneruskan : Subhuti,
jikalau seorang siswa mempersembahkan sebagai amal sebanyak tujuh macam harta
yang cukup memenuhi dunia-dunia demikian banyaknya seperti pasir dalam sungai
gangga. Dan jika seorang siswa lainnya yang setelah meyakinkan pokok dari pada
tanpa aku ( egolessness) dari segala benda-benda di dunia ini dan dengan
demikian telah mencapai kebebasan yang sempurna ( perfect selfless), siswa yang
tanpa aku ini akan menerima berkah dan bahagia jauh lebih besar dari pada siswa
yang pertama itu yang hanya mempraktekkan sedekah benda-benda. Dan mengapa
demikian?? Oleh karena para Bodhisattva Mahasattva tidak memandang berkah dan
jasa-jasa sebagai milik pribadi. Subhuti memohon kepada Sang Buddha : Apakah
yang dimaksudkan dengan Bodhisattva Mahasattva tidak memandang berkah dan
jasa-jasa sebagai milik pribadi.
Sang Buddha menjawab : Oleh
karena berkah dan jasa-jasa itu tidak pernah di cari di dalam suasana ketamakan
oleh Bodhisattva Mahasattva, Demikianlah maka di dalam suasana yang serupa pula
mereka tidak memandang hal berkah dan jasa itu sebagai milik pribadi tetapi
sebagai milik umum dari semua makhluk-makhluk yang ada (hidup).
Selanjutnya Kesempurnaan Kesabaran Dan Rendah Hati
Anda baru saja membaca artikel yang berkategori Religi
dengan judul Kesempurnaan WelasAsih Dan Tanpa Aku. Anda bisa bookmark halaman ini dengan URL http://anekaforall.blogspot.com/2014/04/kesempurnaan-welasasih-dan-tanpa-aku.html. Terima kasih!
Ditulis oleh:
irawan - Wednesday, April 23, 2014
Belum ada komentar untuk "Kesempurnaan WelasAsih Dan Tanpa Aku"
Post a Comment