Sebelum nya Kesempurnaan-kebijaksanaan-luhur-prajna
Penutup
Dengan penuh hormat Subhuti
mengajukan diri bertanya kepada Sang Buddha”, Yang Mulia oleh seantero
alam-alam! Di kemudian hari apabila seorang siswa mendengar pelajaran ini atau
sebagian daripada suatu pasal maupun suatu kalimat saja akankah ini dapat
membangkitkan suatu keyakinan yang murni didalam sanubarinya??
Subhuti, tidak usah kamu
ragu-ragu akan hal ini. Walaupun jauh dimuka misalnya lima ratus tahun kemudian setelah nirvana
dari Sang Tathagata, kelak akan terdapat mereka yang setelah melatih welas asih
dan taat pada pelajarannya akan mengerti setiap bagian-bagian dan kalimat demi
kalimat daripada Kitab Suci ini dan kemudian dibangkitkanlah kesadaran serta
keyakinan murni dalam sanubarinya. Kamuharus mengetahui, bahwa siswa-siswa yang
semacam ini jauh di waktu-waktu yang lampau, telah menanam benih-benih kebaikan
dan kebajikan bukan hanya di satu candi Buddha, atau dua tempat atau lima,
tetapi telah menanam benih-benih tersebut di candi-candi atau tempat-tempat
suci Buddha beratus ribu, bahkan jutaan banyaknya, sehingga ketika mereka
mendengar kalimatkalimat atau bagian-bagian daripada Kitab Suci ini dengan
segera sadar didalam dirinya.
Subhuti, Sang Tathagata
mengetahui bahwa siapa-siapa makhluk hidup itu yang dapat membangkitkan
kesadaran suci didalam dirinya setelah mendengar kalimat-kalimat atau
bagian-bagian daripada Kitab Suci ini akan menimbun berlimpah-limpah
kebahagiaan dan berkah yang tak ternilai banyaknya. Betapa aku mengetahui hal
ini? Oleh karena makhluk-makhluk hidup itu sudah melepaskan segala konsepsi-konsepsi
pengantara daripada gejala-gejala tentang keakuan pribadi, keakuan orang lain,
makhluk-makhluk hidup dan keakuan universal. Jikalau mereka belum berbuat
demikian, maka keakuan universal. Jikalau mereka belum berbuat demikian, maka
pikiran mereka itu masih terbelenggu oleh ikatan-ikatan tersebut dan tidak
mungkin mereka dapat melatih welas asih dan taat kepada peraturan ini.
Lebih-lebih, makhluk-makhluk
hidup ini juga sudah melepaskan segala cita-cita pengantara yang bersangkutan
dengan diri perorangan, diri lain orang, makhluk-makhluk hidup, ataupun diri
universal, oleh karena jikalau mereka belum melepaskannya, maka pikiran mereka
itu sudah tentu akan tetap terkekang oleh cita-cita relative (nisbi) ini.
Selanjutnya makhluk-makhluk hidup ini harus sudah dapat melepaskan cita-cita
pengantara yang berkenaan dengan segala konsepsi tentang ketidakadaan diri
perseorangan, ketidakadaan diri universal. Jikalau belum, pikiran mereka akan
tetap terbelenggu pada cita-cita demikian. Berhubung dengan itu setiap siswa
yang berhasrat untuk mencari sehingga Anuttara samma sambuddha harus
melepaskan, bukan saja konsepsi daripada milik pribadi, milik lain orang,
makhluk-makhluk yang hidup, ataupun milik universal,bahkan pula harus
melepaskan segala cita-cita tentang ketidakadaan milik-milik pribadi tersebut.
Walaupun Sang Tathagata
didalam memberikan pelajaran ini kerap
kali memakai konsepsi-konsepsi dan pikiran-pikiran (ideas) tentang ini, tetapi
harus selalu menjaga didalamnya pikirannya tentang ketidakbenaran (unreality)
daripada semua konsepsi-konsepsi dan cita-cita ini. Mereka harus ingat bahwa
Sang Tathagata didalam memakai konsepsi-konsepsi dan cita-cita ini untuk
menguraikan pelajaran Dharma, hal ini selalu digunakan bagaikan sebuah rakit
yang hanya diperlukan untuk melintasi sungai (penghidupan) ini. Seperti rakit
itu tidak lagi diperlukan setelah kita melintasi sungai, demikian pula segala
konsepsi dan cita-cita pengantara ini tentang benda-benda kita lepas kan seluruhnya bila kita
telah mencapai penerangan. Apalagi yang harus diberatkan untuk ditinggalkan
tentang konsepsi-konsepsi daripada wujud-wujud yang ada atau wujud-wujud yang
tidak ada. (dan semuanya ini adalah tidak ada).
Sebagaimana Subhuti mendengarkan
dengan penuh perhatian kepada tiap-tiap kata yang keluar dari Y.M.S. Buddha,
pelajaran dari kitab suci ini masuk menebus kedalam dasar pengertiannya dan
beliau sabar sepenuhnya akan jalan sejati untuk menuju ke penerangan ini. Air
mata bercucuran keluar seketika beliau menyadari akan pelajaran ini, dan
berkata :, Oh Guru Suci yang penuh rahmat! Belum pernah hamba meyakinkan
tentang pelajaran demikian murni dari kitab suci ini. Guru telah membuka mataku
untuk kebijaksanaan tertinggi.
Yang dimuliakan oleh seantero
alam-alam! Apa yang telah diajarkan kepada kita sekalian berkenaan dengan
pokok-pokok kenyataan daripada kejadian-kejadian membawa arti yang tidak
terbatas. Pelajaran ini, seperti guru telah mengatakan, bagaikan suatu rakit
yang membawa kita sekalian menyeberang ke pantai bahagia.
Yang Maha Bijaksana! Ketika pada
saat ini, kami mendapat kesempatan untuk mendengar pelajaran ini, hal ini
tidaklah sukar bagi kami untuk memusatkan pikiran dan mengerti
maksud-maksudnya, dan hal ini menyadari didalam sanubari kami suatu keyakinan
suci. Kelak kemudian – setelah lima
abad – jikalau ada seseorang yang bersedia untuk mendengarkan ini dan bersedia
untuk mencapai penerangan, dapat menyadari suatu pengertian yang terang, dapat
membangkitkan suatu keyakinan yang suci maka orang yang demikianlah kelak akan
menjadi satu siswa yang menakjubkan dan mulia. Dan jikalau ada siswa yang
semacam ini, sebabnya dia sanggup membangkitkan suatu keyakinan yang suci ini,
karena dia telah berhenti memperkembangkan sesuatu konsepsi-konsepsi pengantara
seperti yang berhubungan dengan diri-aku, diri-aku yang lain, dari makhluk
makhluk yang hidup ataupun diri-universal. Mengapakah demikian? Karena jika dia
masih memperkembangkan sesuatu konsepsi pengantara yang berhubungan dengan
ke-aku-an dirinya, dia akan pula memelihara sesuatu konsepsi tentang yang tidak
ada (non existent). Hal ini serupa pada konsepsi-konsepsi pengantara lainnya
tentang pribadi seseorang, pribadi orang lain, makhluk-makhluk hidup, maupun
pribadi universal, itu semuanya adalah ungkapan (pernyataan) benda-benda yang
tidak ada. Jikalau seorang siswa sanggup melepaskan segala konsepsi-konsepsi
pengantara tentang kejadian-kejadian dia akan segera menjadi satu Buddha.
Yang Maha Mulia Buddha merasa
bahagia dengan jawaban ini, dan bersabda sungguh benar sekali! Jikalau seorang
siswa telah mendengar kitab suci ini, tidak merasa tercengang, tidak merasa
takut, tidak merasa untuk menarik diri dari pelajaran ini, hendak nya kau
maklum bahwa dia adalah seorang yang berharga untuk di pakai sebagai suatu
siswa yang sejati dan menakjubkan.
Setelah itu Subhuti berkata
kepada Yang Maha Suci :, Nama apakah yang terbaik untuk Kitab Suci ini supaya
dapat diketahui dan dihargai untuk di pelajari???
Sang Buddha menjawab: Pelajaran
ini akan dikenal sebagai Vajrachedikā
Prajñā Pāramitā. Dengan nama ini dia akan dimuliakan, dipelajari dan
diselidiki. Apakah arti nama ini? Artinya ialah apabila Sang Buddha menamakan
Prajna Paramita Beliau hanya menamakan saja. Inilah suatu pelajaran yang keras
dan tajam bagaikan sebuah intan yang akan mengerat segala konsepsi-konsepsi
pengantara dan membawa setiap orang ke pantai penerangan sempurna.
Bagaimanakah pendapatmu Subhuti?
Sudahkah Sang Tathagata itu memberikan kamu sesuatu pelajaran tertentu didalam
kitab pelajaran ini.?
Tidak Yang Maha Mulia! Sang
Tathagata tidak memberikan kita sesuatu pelajaran tertentu didalam Kitab Suci
ini.
Ketika Sang Buddha telah selesai
dengan pelajaran yang tercatat pada kitab ini, yang mulia Subhuti bersama
dengan semua Bhikkhu-bhikkhu dan Bhikkhuni-bhikkhuni, siswa-siswa pria dan
wanita, dan semua dewa-dewa dan bidadari-bidadari merasakan sangat bahagia dan
kemudian dengan sungguh-sungguh mengerti pelajaran ini dan dengan hati yang
tulus ikhlas mereka telah menerimanya, serta dengan setia melakukannya dan
dengan bersemangat penuh melaksanakan didalam prakteknya.
Catatan :
Buku ini disalin ulang oleh saya
dari buku Sutra Intan Milik saya sendiri.
Buku ini mungkin Jauh dari
sempurna, Mohon teman-teman membantu mengoreksi
Sangat di harapkan membaca buku
ini mendapat bimbingan dari Bhante atau sederajat.
Sabbe Satha Bavantthu Sukitatha (
Semoga Semua Makhluk Berbahagia )
Anda baru saja membaca artikel yang berkategori Religi
dengan judul Penutup Dari Kitab Sutra Intan. Anda bisa bookmark halaman ini dengan URL http://anekaforall.blogspot.com/2014/05/penutup-dari-kitab-sutra-intan.html. Terima kasih!
Ditulis oleh:
irawan - Sunday, June 1, 2014
Belum ada komentar untuk "Penutup Dari Kitab Sutra Intan"
Post a Comment