'cookieChoices = {};' Rencana Pangeran Yang Bijaksana | aneka wawasan

Hayo Berpikir Secara Luas

Pages

Powered by Blogger.

Popular Posts

Blogger news

Visitors

Blogger templates

Visitor

Rencana Pangeran Yang Bijaksana



Rencana Pangeran Yang Bijaksana

Dahulu kala ketika raja Brahmadatta memerintah Benares di India Utara, Bodhisattva terlahir sebagai anak laki-lakinya. Pangeran ini sangat cerdas. Ia telah menyelesaikan seluruh pendidikan pada usia 16 tahun. Pada usia yang sangat muda ini, ayahnya telah menunjuknya sebagai wakil raja.
Dimasa itu, kebanyakan orang di Benares memuja para dewa. Mereka sangat percaya takhayul dan percaya bahwa para dewa yang menyebabkan hal-hal yang terjadi pada mereka, di bandingkan sebagai akibat dari perbuatan-perbuatan mereka sendiri. Mereka akan berdoa kepada para dewa dan meminta berkah-berkah istimewa, seperti memohon pernikahan bahagia, meminta anak, kekayaan atau ketenaran.
Sebagai balasan atas terkabulnya doa mereka, mereka berjanji kepada para dewa bahwa mereka akan memberi persembahan. Di samping mempersembahkan bunga dan wewangian, mereka juga membunuh banyak hewan-hewan seperti kambing, domba, ayam, babi dan sebagainya. Mereka berpikir bahwa para dewa membutuhkan pengurbanan hewan-hewan itu sebagai persembahan.
Pangeran memperhatikan  semua kebiasaan masyarakatnya dan berpikir. “Hewan-hewan malang ini merupakan tanggung jawab raja, aku harus melindungi mereka juga. Banyak orang beranggapan bahwa melakukan perbuatan-perbuatan buruk ini karena ketidaktahuan dan takhayul belaka. Ini bukan ajaran agama yang benar, karena ajaran agama yang benar akan memberi kehidupan sebagaimana layaknya, memberi kedamaian pikiran, dan tidak melakukan pembunuhan atau berlaku kejam.” :Aku khawatir orang-orang yang percaya terlalu kuat pada takhayul, sulit melepaskannya. Ini sangat menyedihkan. Tetapi mungkin kepercayaan mereka dapat dimanfaatkan dengan baik?? Suatu hari, aku akan menjadi raja. Maka aku harus memikirkan suatu rencana untuk memanfaatkan takhayul mereka guna membantu diri mereka sendiri. Jika mereka harus memberi pengorbanan, biarlah mereka membunuh ketamakan dan kebencian mereka sendiri, daripada mengorbankan hewan-hewan malang ini!. Kemudian seluruh kerajaan ini akan lebih berjaya,” pikirnya.
Pangeran mulai memikirkan sebuah rencana yang sangat cerdas. Setiap kali memiliki waktu luang, beliau akan mengendarai kereta kerajaan pergi ke pohon Banyan terkenal yang terletak di luar kota. Ada sebuah pohon yang besar, di mana orang-orang datang dan berdoa serta membuat persembahan kepada dewa yang mereka piker bersemayam di pohon itu. Pangeran turun dari kereta, dan membuat beberapa persembahan seperti lainnya – dengan dupa, bunga, wewangian dan air – tetapi tidak mengorbankan hewan. “Lhoooo… koq, Pangeran hanya mempersembahkan bunga dan dupa?,” bisik seorang wanita kepada teman di sebelahnya. “Iya…ya.. bukankah seharusnya seorang calon raja mempersembahkan barang-barang yang mahal??,” jawab temannya tersebut. “ Setidaknya seekor kerbau,” celetuk seorang lelaki tua. “Hush.., jangan terlalu keras bicaranya. Nanti pangeran tersinggung…,” bisik yang lain. “Mungkin ini persembahan gaya baru ya, bu….,” jawab seseorang.
Pangeran hanya tersenyum-senyum mendengar samara-samar pembicaraan rakyatnya itu. “Ah, rupanya rencanaku mulai mendapat perhatian rakyatku. Tunggu langkah selanjutnya,” guman pangeran sambil berlalu dari tempat tersebut.
Segera, berita tentang persembahan ini menyebar ke seluruh pelosok kerajaan. Setiap hari semua orang hanya membicarakan perilaku pangeran di pohon Banyan besar itu. Cukup cepat, semua orang berpikir bahwa pangeran adalah seorang penganut sejati dewa agung dari pohon Banyan tersebut.
Tidak lama berselang, raja Brahmadatta meninggal dunia dan pangeran naik tahta menjadi raja. Raja baru ini memerintah Benares dengan adil, dan seluruh rakyat sangat mendukungnya. “Hidup Raja Baru, hidup Raja baru…,” teriak rakyatnya bila raja baru keluar istana memeriksa keadaan rakyatnya. “Oh,raja baru kita sangat rupawan ya,” bisik seorang gadis remaja. “Bila aku dewasa nanti, aku ingin punya suami seperti raja baru kita,” bisik yang lainnya. “Ya, aku juga. Ia seorang raja yang sangat peduli akan hidup rakyatnya,” kata seorang gadis tinggi yang cantik. “Bukan itu saja, raja kita sangat memperhatikan pendidikan anak-anak, kesehatan dan kesejahteraan rakyatnya,” jawab seorang ibu. “Wah Raja kita juga sangat peduli akan perdagangan yang menunjang kehidupan rakyat di kerajaan ini,” tegas seorang bapak. Ah, rupanya raja baru sangat di cintai dan disukai rakyatnya. Tanpa menunggu lama, raja baru menjadi terkenal dan semua rakyat percaya dan menghormatinya sebagai raja yang adil dan agung.
Suatu hari, raja baru ini memutuskan bahwa ini adalah waktu yang tepat untuk melaksanakan sisa dari rencananya. Ia memerintahkan semua pemimpin dari para penduduk Benares ke Bangsal kerajaan dan bertanya kepada mereka, “Para Menteri yang bijaksana dan para pengikutku yang setia, kalian pasti tahu bagaimana aku dapat dengan pasti menjadi raja?” Semua yang hadir diam mencekam, hanya suara dan sosok raja baru itu yang mempesona dan berkarisma. Tidak seorang pun mampu menjawab pertanyaan ini. “Ingatkah kalian bahwa aku sering mempersembahkan yang menakjubkan dan indah kepada dewa agung pohon Banyan?” tanyanya. “Ya, Tuanku,’ Jawab mereka serempak.
Raja melanjutkan, “Setiap kali, aku berjanji kepada dewa yang berkuasa di pohon itu bahwa jika aku menjadi raja Benares, aku akan mempersembahkan pengorbanan khusus kepadanya, yang jauh lebih hebat dibandingkan bunga dan wewangian. “Persembahan apakah itu?” bisik rakyatnya seketika. “ya, aku ingin tahu apa yang akan dipersembahkan raja baru kita?,” bisik yang lain. “Iya nih, aku juga jadi penasaran?” “Ayo, kita dengarkan lebih lanjut apa yang dikatakan raja kita,” pinta seseorang.
“Karena sekarang aku adalah seorang raja, kalian tentu telah melihat bahwa dewa telah menjawab doaku, jadi, sekarang aku akan memenuhi janjiku dan memberikan pengorbanan istimewa ini,”.
Semua ayang berada di bangsal kerajaan menganggukan kepala mereka. “Kita harus mempersiapakan pengorbanan ini segera. Hewan apa yang hendak anda persembahkan, Tuanku?” Tanya mereka kepada raja.
“Pengikutku yang tercinta, aku sangat gembira kalian sangat mendukungku. Aku berjanji kepada dewa agung dari pohon Banyan itu bahwa aku akan mengorbankan siapapun yang gagal mempratekkan Lima Sila. Apakah kalian mengerti akan ke Lima Sila itu??. Ke Lima Sila ini adalah, setiap orang yang menghancurkan kehidupan,mengambil apa yang tidak diberikan, melakukan tindakan seksual yang salah, berbicara bohong, atau kehilangan kesadaran akibat alcohol, orang-orang inilah yang akan di korbankan. Aku berjanji untuk mempersembahkan daging dan darah segar dari mereka yang melakukan tindakan tadi di atas altar dewa agung”!
Karena begitu percaya takhayul, mereka semua yang di bangsal kerajaan menyetujui bahwa peraturan ini harus segera diterapkan, atau dewa agung akan menghukum raja dan kerajaannya.
“Ah, rupanya kekuatan takhayul rakyatku sedemikian kuat sehingga menghilangkan pikiran sehat mereka!. Mereka tidak menyadari bahwa, akibat sila pertama yaitu menghindari pembunuhan juga berimbas padaku, jika aku mengorbankan salah satu pengikutku, berikutnya aku akan menjadi korban selanjutnya di altar! Begitulah kekuatan takhayul sehingga aku dapat membuat perjanjian seperti itu, dan tidak pernah harus melaksanakannya!” piker beliau.
Maka, dengan kepercayaan penuh terhadap kekuatan takhayul, raja berkata kepada para pemimpin penduduk, “Siarkan berita ini dan umumkan janji yang aku buat kepada dewa. Kemudian umumkan pula bahwa 1000 orang pertama yang melanggar salah satu sila akan menjadi korban agung, untuk memenuhi janji raja.”
Segera, orang-orang Benares menjadi terkenal karena secara berhati-hati mempraktekkan Lima Sila. Dan raja yang bijak itu, yang mengenal baik semua penduduknya, tidak perlu mengorbankan siapapun. Mereka hidup damai dan sejahtera.

Pesan moral dalam cerita ini adalah
Korbankanlah (hapuslah)
Prilaku burukmu sendiri,
Jangan hewan malang yang menjadi korban.

Bermoral baik sampai usia tua adalah kebahagiaan,
Keyakinan yang teguh adalah kebahagiaan,
Pencapaian kebijaksanaan adalah kebahagiaan,
Tidak berbuat jahat adalah kebahagiaan.
(Dhammapada 333)

From Diandharma
Anda baru saja membaca artikel yang berkategori Religi dengan judul Rencana Pangeran Yang Bijaksana. Anda bisa bookmark halaman ini dengan URL http://anekaforall.blogspot.com/2014/07/rencana-pangeran-yang-bijaksana.html. Terima kasih!
Ditulis oleh: irawan - Thursday, July 3, 2014

Belum ada komentar untuk "Rencana Pangeran Yang Bijaksana"

Post a Comment